Senin, 27 Januari 2014

Langkah Cepat Belajar Bahasa Arab Komunikatif



Langkah Cepat Belajar Bahasa Arab Komunikatif
Belajar bahasa Arab bagi sebagian orang Indonesia bukanlah pelajaran yang menjanjikan dan tidak profit oriented mengingat bahasa Arab sering kali disandingkan dengan bahasa agama, sakral, bahasa al-Qur'an dan al-Hadith serta lainnya yang kemudian ternyata asumsi tersebut membuat para pembelajar merasa terbebani dan takut salah baik dalam berbahasa Arab pasif maupun aktif.
Perasaan terbebani dan takut salah itulah sebenarnya yang menjadi salah satu penyebab mengapa proses pembelajaran bahasa Arab di negeri tercinta Indonesia ini yang mayoritas umat muslim kurang berkembang secara signifikan baik metodologis, strategis dan tekniknya. Pembelajaran yang monoton pada aspek qawaid dan tarjamah (baca: nahwu sharf) masih sering kita jumpai dibeberapa lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab di dalamanya. Padahal bahasa itu adalah ucapan, dana bahasa akan berkembang dengan pesat apabila bahasa yang dipelajarinya diletakkan pada fungsinya yang utama sebagai bahasa komunikasi dan bukan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan unsur kebahasaan itu sendiri.
Dan untuk menjawab itu semua, ada 3 langkah mudah berbahasa Arab komunikatif, diantaranya :
a.       Memamahami kata ganti (dhomir)
b.      Memahami kata Tanya
c.       Memahami perubahan kata kerja sesuai dengan kata ganti, ditambah dengan kosa kata harian yang aplikatif. Untuk memudahkan para pembelajar bahasa Arab pemula berikut penjelasan singkat tentang langkah-langkah tersebut yang juga akan dijelaskan secara aplikatif pada buku 3 Langkah Belajar Bahasa Arab Komunikatif (segera terbit insyaallah) 
تعليم اللغة العربية على مهارة الكلام
PELAJARAN BAHASA ARAB KOMUNIKATIF
3 (Tiga) Langkah belajar bahasa Arab komununikatif
A. Memahami Kata Ganti (ضمير )
1.
هُوَ : Dia (lk) )
2.
هِيَ : Dia (pr) 
3.
أَنْتَ : Kamu (lk)
4.
أَنْتِ : Kamu (pr)
5.
أَنــاَ : Saya
6.
نَحْنُ : Kami/Kita

B. Memahami Kata Tanya (
أسماء الإستفهام )
1.
هَلْ : Apakah
2.
أََ : Apakah
3.
مَنْ : Siapa
4.
مَعَ مَنْ : Dg Siapa
5.
لِمَنْ : Utk Siapa
6.
مِمَّنْ : Dari Siapa
7.
أَيْنَ : Dimana
8.
إليَ أيْنَ : Kemana
9.
مِنْ أيْنَ : Dari Mana
10.
مَاذَ/مَا : Apa
11.
بِمَاذَا : Dg apa
12.
لِمَاذاَ : Mengapa
13.
كَمْ : Berapa
14.
كَيْفَ : Bagaimana
15.
مَتَى : Kapan
16.
أيُّ : …… apa
17.
فِي أيِّ : Di …… apa
18.
إلَى أيِّ : Ke …… apa

C. Memahami Perubahan Kata Kerja Sesuai Kata Ganti (
تغيير الأفعال مناسبة بالضمائر)
1.
هُوَ : Dia (lk) هُوَ يَـقْرَاءُ الْقُرآن Dia (lk) membaca Al-Quran
2.
هِيَ : Dia (pr) هِيَ تَـقْرَاءُ الْقُرآن Dia (pr) membaca Al-Quran
3.
أَنْتَ : Kamu (lk) أَنْتَ تَـقْرَاءُ الْقُرآن Kamu (lk) membaca Al-Quran
4.
أَنْتِ : Kamu (pr) أَنْتِ تَـقْرَائِيْنَ الْقُرآن Kamu (pr) membaca Al-Quran
5.
أَنــاَ : Saya أَنــاَ أَقْرَاءُ الْقُرآن Saya membaca Al-Quran
6.
نَحْنُ : Kami/Kita نَحْنُ نَـقْرَاءُ الْقُرآن Kami/Kita membaca Al-Quran

TANDA-TANDA CINTA ALLAH KEPADA HAMBANYA



TANDA-TANDA CINTA ALLAH KEPADA HAMBANYA

1. Terjaga Dari dunia
Diantara tanda-tanda cinta Allah kepada hambaNya adalah dia menjaganya dari permainan dunia. Sebagaimana yang kita ketahui semua bahwa dunia ini adalah senda gurau. Maka Allah SWT tidak akan membiarkan hambaNya tersebut hanyut dengan kepuasan dunia, Allah akan selalu mengiringi setiap perjalanan hidup hambaNya tersebut.
Jika kita dapati diri kita selama 24 jam mengingat Allah, maka itu tanda-tanda kecintaan Allah kepada kita.
Nabi SAW bersabda

“ Sesungguhnya Allah akan menjaga hambaNya yang beriman, dan Dia mencintainya seperti kalian menjaga makanan dan minuman orang sakit ( di antara ) kalian karena kalian takut akan kematiannya “ .( HR.Al-Hakim, Ibnu Abi ‘Ashim dan Al-Baihaqi ).

Oleh karena itu marilah kita semua memperbanyak mengingat Allah dan beribadah terus dengan hati yang ikhlas dan, agar kita semua mendapatkan cinta Sang Penguasa Alam Raya ini.

2. Keshalihan
Di antara tanda cinta Allah kepada hambaNya adalah Dia menjadikan hamba-hambNya yang shalih. Jika kita dapatkan diri kita menuju pada arah keshalihan, walau dari titik awal keshalihan, tetapi selangkah demi selangkah kita selalu maju menuju keshalihan tersebut. Maka itu adalah tanda cinta Allah kepada kita.
Sebagai contah bagi saudariku yang masih enggan memakai jilbab, tetapi mereka mulai menuju kearah keshalihan. shalat lima waktu, membaca Al-Qur an tanpa absen setiap malam, mulai senang membaca buku-buku bernuansa islami, berarti dia sedang berjalan di lorong cinta Allah. Dan insyaAllah pada suatu saat saudariku ini juga akan memakai jilbab. Sebagaimana dalam satu hadits,

“ Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia benci, tetapi Dia tidak memberikan ( kesadaran ber ) agama, kecuali kepaa yang Dia cintai. Maka barang siapa diberi ( kesadaran ber ) agama oleh Allah, berarti dia dicintai olehNya “. ( HR.Imam Ahmad, Al-Hakim dan Al-baihaqi ).

Kita selalu berdo’a agar diri kita terpilih untuk bisa berjalan di dunia ini dengan dibarengi kecintaanNya.

3.Memahami Agama
Di antara tanda cinta Allah kepada hambaNya adalah memahami agama. Ini adalah hal bertahap seperti keshalihan, dalam arti kita akan mendapatkannya sedikit demi sedikit. Karena tidak mungkin seorang hamba bisa langsung memahami semua tentang Islam ini begitu juga dengan keshalihan. Sebagai contoh, pertama kali mungkin kita tidak mengenal tajwid, lalu kita memulai dengan mempelajari tajwid, lalu mulai membaca Al-Qur an berserta artinya dan sampai kita bisa menghafal 1 juz dari al-Qur an dan seterusnya. Ini adalah tanda-tanda bahwa Allah cinta kepada kita.
4.Kelembutan
Diantara tanda kecintaan Allah kepada hambaNya adalah diberikannya pribadi yang lemah lembut. Allah akan menjadikannya sosok yang tenang dan tidak pernah gegabah. Dengan tutur yang sopan kepada setiap orang. Nabi SAW bersabda,

“ Jika Allah menginginkan kebaika penghuni satu rumah, maka Dia masukkan kelembutan “. ( HR. Imam Ahmad,  Al-Hakim dan At-tirmidzi ).

5.Mudah Melakukan Ketaatan
Diantara tanda kecintaanNya adalah Dia memudahkan hambaNya untuk melakukan ketaatan. Dia akan membuka bagi hambaNya jalan-jalan menuju ketaatan. Jika kita dapati diri kita mudah melakukan ketaatan dan merasa tentram setelah melakukannya, maka itu adalah tanda dari kecintaan Allah kepada kita.

6.Sulit Melakukan Maksiat
Ini adalah kebalikan dari yang di atas. Tanda cinta Allah kepada hambaNya adalah diberikannya kesulitan untuk melakukan hal-hal maksiat dan hal-hal yang di benci oleh Nya. Allah tidak akan membiarkan hamba yang dicintaiNnya di kuasai oleh hawa nafsu yang selalu akan membawanya kepada kemaksiatan. Karena iblis-iblis telah bersumpah akan selalu menggoda manusia agar melakukan maksiat dan hal-hal yang dibenci oleh Allah. Oleh karena itu jika kita dapati diri kita susah untuk melakukan maksiat dan hal-hal kejelekan berarti kita tergolong kepada hamba yang dicintai Allah

7.Husnul Khatimah
Diantara tanda cinta Allah kepada hambaNya adalah Dia menutup umur hambaNya dengan alam shalih. Ia akan mengakhiri hidupnya di kala ia melakukan amal shalih atau di saat beribadahnmenghadap Allah. Sebagian manusia menghabiskan umurnya dengan amal shalih dan ibadah tetapi ia mengakhiri hidupnya dalam keadaan bermaksiat kepada Allah. Abu baker RA berkata, “ jika satu kakiku di dalam surga, dan yang lain di luar surga, maka aku belum aman “.
Jika kita melakukan maksiat, maka takutlah akan kematian. Karena kita tidak tahu kapan, di mana dan bagaiman kita akan mengakhiri hidup kita. Oleh karena itu janganlah sekali kali kita melakukan maksiat dan marilah selalu mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian akan memberikan motifasi kita untuk beribadah dan mengingat Allah dan kita semua memohon agar kita bisa menghembuskan nafas terakhir ketika kita sedang melakukan ibadah atau amal shalih.
Dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh al-Hakim,

“ Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memaniskannya”. Sahabat bertanya, “ apa itu memaniskannya ya Rasulullah ?” Ia berkata, “ Dia akan memberikan ia petunjuk untuk melakukan kebaikan saat menjelang ajalnya, sehingga tetangganya akan meridhainya—atau ia berkata—orang sekelilingnya “. ( HR. Al-Hakim ).

Mudah-mudahan kita semua menjadi hamba yang dicintai oleh Allah SWT agar kita bisa bahagia di kehidupan dunia dan kehidupan akhirat nanti. Amiiiiiin.

AL-QUR'AN: PEDOMAN HIDUP KITA



AL-QUR'AN: PEDOMAN HIDUP KITA
Alhamdulillah, segala puji hanya pantas kita tuturkan untuk Sang Pencipta Alam Semesta atas segala ramatNya yang selalu terlimpah kepada kita. Shalawat serta salam kita sampaikan untuk baginda Nabi pemimpin umat muslim Muhammad SAW, yang telah sangat berjasa dalam memperjuangkan agama islam ini.
Bumi ini berputar pada porosnya dan planet-planet berputar sesuai dengan garis orbitnya. Seorang pelajar mendapatkan rangking pertama saat kenaikan kelasnya, seorang pengendara mobil sampai dengan aman ke kantor tempat kerjanya, seorang pesepak bola meraih sukses bersama timnya. Alangkah indahnya jika semua yang terjadi sesuai dengan keinginan yang kita harapkan. Semua itu adalah dikarenakan seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan rambu-rambu kehidupan yang ingin dicapainya. Mengapa seseorang bisa mengemudi mobil….?, mengapa seorang bias meraih prestasi dalam belajarnya…? dan mengapa seseorang bisa di jamin masuk surga oleh Allah SWT…?
Mereka bisa mendapatkan itu semua karena mereka menjalani sesuai dengan petunjuk atau aturan-aturan yang akan membimbing mereka menuju kesuksesan tersebut. Seorang muslim pasti menginginkan kehidupan dunia dan akhiratnya indah dan tentram. Untuk mencapai itu kita punya buku panduan yang sebagian besar dari kita sudah tidak mematuhinya, yaitu Al-Qur an. Padahal di dalam Al-qur an telah tertulis segala hal yang akan membawa kita kepada kesuksesan dunia dan akhirat.
Al-Qur an adalah buku panduan muslim menuju kesuksesan duni dan akhirat, hanya saja kita kurang mempelajari petunjuk-petunjuk yang ada di dalam Al-qur an. Di ibaratkan kita membeli mobil baru atau televisi baru maka kita akan mendapatkan buku panduan untuk menggunakan alat tersebut. Jika terjadi kerusakan atau kesalahan kita bisa membetulkan apa-apa yang rusak. Al-Qur an juga seperti itu, tat kala seorang muslim terjerumus ke dalam lubang dosa, maka di dalam Al-Qur an juga telah di sebutkan bagaimana cara menanganinya, yaitu salah satunya dengan bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taubat. Di dalam Al-qur an telah tercantum segalanya.
Satu hal kita perhatikan, mengapa di zaman sekarang terjadi begitu banyaknya kerusuhan, peperangan, kezhaliman, pembunuhan, perampokan dan berbagai tindak kriminalitas, yang kebanyakan pelakunya itu beragama islam. Akhirnya ia sendiri ditangkap oleh polisi dan dipenjarakan satu tahun, ada yang sampai puluhan tahun dan bahkan seumur hidup. Betapa ruginya kita jika mengakhiri hidup kita sedang kita dalam keadaan seperti itu.
Semua hal pasti ada petunjuk dan tata caranya agar aman, kita senang dan orang pun ikut bangga. Oleh karena itu marilah kita berusaha untuk mendalami buku petunjuk kita yang Allah telah ciptakan bagi hamba-hambaNya yang berfikir. Mudah-mudahan kita semua tergolong kepada hamba-hamba Allah yang diridhoinya selama menjali hidup di dunia ini. Semoga apa yang telah kami sampaikan akan membuka hati kita semua untuk lebih sering bermuhasabah. Amieenn……..

Arti Cinta



ARTI CINTA
 
Assalamu’laikum Warahmatullahi Wabarokatuh………
Kali ini ( CINTA ) akan mengingatkan kita untuk hati-hati terhadap apa dan untuk siapa yang kita cintai.

“Waktu makan ku ingat kamu, waktu tidur ku ingat kamu, waktu bercermin ku ingat kamu, waktu belajar ku ingat kamu”

Demikianlah kira-kira bunyi sebuah syair lagu yang pernah ngetrend. Lagu ini memng bertema tentang cinta…cinta suci katanya….Eit tunggu dulu…apa benar cinta suci..??? apa benar cinta sejati…??? Atau hanya sekedar cinta syahwati…!!!!
Cinta adalah karunia Allah SWT. Bahkan allah menciptakan alam semesta ini karena cintaNya. KarenaNya alam dan dunia ini lautan cinta. Cinta itu suka atau senang, cinta itu keinginan untuk memberi. Demikian yang kita dengar tentang cinta. Tapi ketika dikatakan kalimat CINTA yang muncul dalam otak adalah PACAR. Inilah kesalahan kita dalam mengartikan cinta. Cinta yang selama ini kita kenal seperti itu adalah CINTA SYAHWATI. Apa memang sedemikian rendah nilai cinta.
Cinta memang mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan kekuatan cinta tersebut mampu membikin pribadi yang nekat atau pribadi yang taat. Nekat dalam arti berani melanggar peraturan Alah SWT, sehingga sampai-sampai bilang “ khan chuma phegang-phegang doank “, …….Na’udsubillahi min dzalik…….
Kalau bicara masalah cinta pasti tidak akan habis-habisnya, namun nberapapun banyaknya nuansa cinta, sebenarnya hanya ada dua versi cinta, yaitu cinta imani ( cinta robbani ) adalah cinta yang berlandaskan kepada keimanan, dan cinta syahwati adalah cinta yang berlandaskan pada hawa nafsu yang ditunggangi oleh syaithon laknatullah ‘alaihi.
Cinta imani inilah yang sesungguhnya merupakan cinta sejati, tapi pengertian ini telah diputar balik, sehingga cinta syahwati dianggap cinta suci, yang harus diperjuangkan sampai tetes darah penghabisan, dengan bunuh diri misalnya.
Mahabbah ( kecintaan ) seorang mu’min adalah harus berlandaskan keimanan, dan kecintaan yang tertinggi adalah kecintaan terhadap Allah SWT ( mahabbatullah ). Kecintaan kepada Allah adalah mutlak dan di atas segala-galanya, sedangkan bagi orang kafir cintanya adalah cinta syahwati.

TANDA-TANDA CINTA
Cinta secara umum mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang sama. Pertama adalah banyak mengingat pada yang dicintai sebagaimana syair lagu di atas, hatinya selalu teringat dan terkenang pada yang dicintainya. Apabila tiba-tiba suatu saat disebutkan nama yang kita cintai maka hati kita tersentak, hati kita deg-deg sir….ada apa nieh….???. Demikian pula pula jika kita mendapatkan surat dari yang kita cintai. Maka bagi seorang mu’min karena kecintaan kepada Allah adalah yang tertinggi, bila disebut namaNya gemetarlah hatinya dan jika dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah imannya (QS Al-Anfal : 2 ). Yang kedua adalah takjub dan kagum pada yang kita cintai. Kalau sudah cinta hidung pesek katanya mancung, atau bahkan tahi kambing dirasa coklat, ucap seorang penyanyi….karena kekagumannya kepada yang ia cintai. Bagi cinta yang dilandasi syahwat, kekagumannya bersifat sementara dan tidak membekas di dalam hati, karena manusia selalu memiliki rasa tidak puas. Maka tepatlah petunjuk Rasulullah SAW, bila mencari istri pilihlah karena agamanya sebaagai prioritas utama, bukan cantiknya, bukan kayanya, dan juga bukan karena kebangsawanannya.
Kekaguman karena iman akan membarikan hal yang berbeda, ia akan membekas dalam hati, apalagi kekaguman akan kebesaran dan keagungan Allah SWT.

“ yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) : Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia…Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka “ ( QS Ali Imran : 191 ).

Yang ketiga dan keempat adalah ridha ( rela ) dan pengorbanan. Seorang mu’min karena cintanya yang sangat kuat kepada Allah, ia akan rela mengorbankan segalanya demi mencapai keridhaan Sang Pemberi Cinta, Allah SWT. Kalau cinta syahwati, keridhaannya pun bersifat untuk memenuhi hawa nafsunya saja. Karena jabatan mau saja menyembah-nyembah atasan, karena ridha dengan si dia sampai-sampai mengorbankan kehormatannya, atau SPP amblas sehingga orang tua yang kalang kabut.
Kecintaan kepada sesuatu dengan tanda-tandanya di atas akan melahirkan rasa takut dan harap serta suatu ketaatan. Ini merupakan hal yang wajar dan logis. Karena mencintainya kita takut kehilangan, atau khawatir apa cinta kita diterima apa tidak, dan kita mengharapkan agar selalu dekat dengan yang kita cintai. Otomatis supaya kekhawatiran kita tidak terjadi dan harapan kita terpenuhi, kita taat pada yang kita cintai. Kalau dibilang, “ kalau cinta, traktir dong….!! “, kemudian ia mentraktir dengan uang SPPnya, maka ini adalah salah satu ketaatan. Tentu saja bentuk pengorbanannya adalah uang SPP. Demikian pula bila diajak nonton film di bioskop, padahal yang ngajak itu orang lain, kemudian mau, juga merupakan ketaatan, ketaatan yang salah, ketaatan yang sesat.
Kecintaan yang berlandaskan dengan iman akan melahirkan ketakutan, pengharapan dan ketaatan hanya kepadaNya, meskipun memiliki tanda-tanda yang sama, tetap saja antara cinta imani dan cinta syahwati akan bertolak belakang, karena yang satu haq dan yang lain bathil.

PRIORITAS DAN PERINGKAT-PERINGKAT CINTA
Dalam cinta pun ada skala prioritas seperti halnya membelanjakan uang. Ada seseorang yang tidak punya baju sama sekali, kemudian ia tidak membeli baju tapi malahan membeli sepeda. Suatu hari ia bersepeda tanpa pakaian, tentu saja orang0irang berkata “ orang itu sudah sinting, mbok ya beli baju dulu “.
Demikianlah kita harus punya prioritas cinta supaya tidak dibilang sinting. Untuk itu kita harus mengenal apa itu maratibul muhabbah ( peringkat-peringkat cinta ). Dengan memahami peringkat-peringkat cinta ini, mudah-mudahan kita tidak terjerumus kepada syirik cinta.
Peringkat pertama adalah tatayyum. Yaitu cinta yang melahirkan sikap untuk menghamba secara mutlak dan melakukan pengorbanan sampai tetes darah penghabisan. Ini adalah kecintaan tertinggi dan hanya pantas kita berikan kepada Allah Rabbul ‘Alammin. Seorang mu’min amat sangat cintanya kepada Allah SWT. ( QS al-Baqarah : 165 ).
Peringkat kedua adalah isyq. Yaitu cinta yang menumbuhkan ketundukkan terhadap segala perintah dan segala larangannya, membangkitkan sikap hormat yang tinggi, mengikuti dan membelanya. Kecintaan ini adalah haq rasul. Namun isyq tidak mendorong seseorang menghamba kepada Muhammad. Inilah yang membedakannya dengan tatayyum.
Peringkat ketiga adalah syauq. Yaitu cinta yang membuahkan mawaddah warrahmah ( kasih saying ), menjadi perekat yang kuat dalam membangun ummat. Ini adalah cinta mu’min dengan mu’min lainnya. Antara orang tua dengan anak, antara suami dengan istri, dan dengan saudara yang mu’min.
Peringkat keempat adalah shababah. Yaitu cinta yang ditujukan kepada sesama muslim yang akan melahirkan persaudaraan.
Peringkat kelima adalah ‘ithf. Yaitu cinta yang ditujukan kepada sasama manusia. Rasa simpati mendorong mu’min untuk menolong manusia ke jalan benar ( dakwah ). Bila hilang rasa simpati, seseorang menjadi cuek, tak peduli dengan kerusakan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Peringkat keenam dan yang paling sederhana adalah ‘alaqah. Yaitu kecintaan kepada selain yang di atas, harta benda misalnya. Islam membenarkan ini dalam hal intifa’ ( memanfaatkan, mendayagunakan ). Cinta yang berlebihan pada harta benda membahayakan manusia sendiri. Para shalafush shalihin berdoa kepada Allah agar jangan sampai dunia menempati hati mereka, cukup tangan saja. Artinya jangan sampai dunia menguasai mereka tetapi mereka yang menguasai dunia.
Jadi kecintaan tertinggi seorang mu’min adalah untuk Allah, kemudian Rasulullah dan jihad di jalan Allah SWT. Baru setelah itu kepada orang tua, saudara yang mu’min, suami dan istri, anak dan seterusnya.

“ katakanlah ; jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kahawatiri kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan ( dari ) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq “ ( QS At-Taubah : 24 ).

Memang manusia secara naluriah memilii rasa cinta kepada lawan jenis, anak-anak, harta benda, seperti firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 14 :

“ Dijadikan indah dalam pandangan kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading “.

Namun hal itu bukanlah letimasi untuk menjadikan cinta syahwati sebagai yang dipuja sedemikian rupa. Karena Allah telah menentukan batasan-batasan.
Kecintaan tertinggi adalah untuk Allah, maka kecintaan kita kepada sesuatu adalah karena kecintaan kita kepada Allah SWT, maksudnya sesuai dengan aturan-aturan Allah SWT. Kita boleh mencintai lawan jenis, tapi caranya adalah yang sesuai dengan aturan Allah, yaitu setelah menikah, bukan pacaran. Model pacaran itu bukan dari Allah, tapi dari syaithan laknatullah ‘alaih.
Jika kita lihat dari realitas, banyak orang masih tidak menempatkan kecintaannya tidak pada tempatnya. Ada yang menempatkan cinta tertinggi untuk selain Allah, entah harta atau yang lain-lain. Mereka lebih mencinttai dunia dari pada akhirat. Inilah sikap orang yang buta cinta, Karena buta cinta dunia menjadi tuan, kekasih mnjadi pujaan, menjadi ilah-ilah yang lain.

KELAZIMAN CINTA
Ibnu Taimiyah berkata, “ mencintai apa yang di cintai kekasih adalah kesempurnaan cinta pada kekasih “.

Apa yang dikatakan Ibnu Taimiyah inilah yang disebut kelaziman cinta, lumrahnya seseorang kepada yang dicintainya. Lumrahnya seseorang kepada yang dicintainya adalah mencintai siapa-siapa yang dicintai kekasih, dan membenci siapa-siapa dan apa-apa yang dibenci kekasih. Jika Allah mencintai Nabi dan RasulNya, kita pun harus mencintai mereka. Allah mencintai orang-orang yang beriman, amal shaleh, akhlaqul karimah, maka demikian pula seharusnya dengan kita. Allah menccintai kebersihan, bagaimana kita bias disebut sinta kepada Allah kalau kita tidak menyukai dan menjaga kebersihan. Allah membenci orang-orang kafir dan munafik, maka kita pun demikian. Allah membenci perbuatan tercela seperti zina, memperturutkan hawa nafsu, berjudi, mabuk, dan korupsi, maka kita wajib menjauhi perbuatan-perbuatan semacam ini.

ALJABAR CINTA
Aljabar atau perhitungan cinta tidak sama dengan pelajaran matematika kita. Kalau dalam matematika yang kita pelajari 100 dibagi 2 sama sengan 50. dalam aljabar cinta tidak begitu. Bila kita mencintai Allah, Rasul dan jihad bukan berarti untuk Allah 70%, untuk Rasulullah 20% dan seterusnya sama sekali bukan.
Kecintaan seorang mu’min kepada Allah adalah mutlak. Kecintaan kita kepada yang lain tidak mengurangi kecintaan kita kepada Allah, karena pada dasarnya kecintaan kepada yang lain bagi seorang mu’min adalah karena kecintaannya kepada Allah. Mulai sekarang kita harus tahu mana cinta imani dan mana cinta syahwati. Maka jangan sampai salah menempatkan cinta, sehingga syair lagu di atas seharusnya ; “ waktu mau makan ku ingat Allah, waktu mau bercermin ku ingat Allah, waktu mau belajar ku ingat Allah, waktu mau tidur ku ingat Allah, “ dengan do’a-do’a yang diajarkan Rasulullah SAW.
Wallahu a’lam……..